Tasyakuran Warga Baru PSHT 2024 Komisariat Perhutani Cabang Kota Blitar Pusat Madiun
Penulis: Basuki W | Foto: Rizal, Nizar
Menelusuri Jejak Sejarah dan Nilai Luhur sesepuh PSHT: Ziarah Warga Baru PSHT 2024 Komisariat Perhutani Kota Blitar
Sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rasa terima kasih kepada para pelatih, Warga Baru PSHT 2024 Komisariat Perhutani cabang Kota Blitar Pusat Madiun mengadakan kegiatan ziarah ke makam para leluhur dan berkunjung ke Padepokan Agung Madiun (PAM) pada hari Sabtu, 9 November 2024.
Perjalanan ini bukan hanya sekadar wisata, melainkan sebuah upaya untuk menelusuri sejarah dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para sesepuh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Menapaki Jejak Sejarah di Kota Pendekar
Rombongan yang terdiri dari warga baru PSHT Komisariat Perhutani, dan didampingi langsung oleh Ketua PSHT Cabang Kota Blitar, Kangmas Miskan serta beberapa pengurus cabang.Rombongan berangkat dari sekretariat PSHT Komisariat Perhutani pukul 04.00 WIB. Sebelum berangkat, semua peserta menunaikan sholat berjamaah di mushola komisariat sebagai bentuk permohonan ridho dan keselamatan dalam perjalanan.
Perjalanan menuju Kota Madiun ditempuh melalui jalur tol Ngajuk. Rombongan beristirahat di rest area tol Caruban untuk menikmati sarapan dan melepas penat. Setelah kurang lebih 30 menit, perjalanan dilanjutkan menuju tujuan pertama, yaitu Makam Ki Harjo Utomo, pendiri PSHT yang juga dikenal sebagai Pahlawan Kemerdekaan. Makam beliau terletak di Desa Pilangbango.
Ki Harjo Utomo merupakan murid dari Ki Ngabehi Suro Diwiryo, pendiri pencak silat aliran Setia Hati yang bernama Joyo Gendilo. Ki Harjo lalu memohon izin kepada gurunya untuk mendirikan perguruan yang diberi nama PSC (Pemuda Sport Club), yang kemudian menjadi cikal bakal dari Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ).
Di padepokan Luhur : Menyerap serta belajar Nilai Keorganisasian.
Dari makam Ki Harjo, perjalanan dilanjutkan ke Padepokan Luhur, rumah Eyang Harjo yang terletak di wilayah Pilangbango. Di Padepokan Luhur, rombongan disambut oleh Kangmas Agus dan Kangmas Hartoyo. Kangmas Agus memberikan pencerahan tentang keorganisasian, menekankan pentingnya setiap anggota untuk mendapatkan hak yang sama dan wajib menjaga nama baik organisasi. Beliau juga mengingatkan bahwa saling menjelekkan atau membuka aib saudara di dalam satu wadah organisasi adalah hal yang tabu.
Setelah mendapatkan materi tentang nilai-nilai keSHan, rombongan diajak oleh Kangmas Hartoyo untuk melihat peninggalan Eyang Harjo dan dijelaskan secara detail tentang kegunaan setiap sudut ruangan di Padepokan Luhur.
Mengingat legenda Pencak silat di Madiun : Kangmas Imam Kusoepangat sebagai tonggak sejarah pencak silat di Madiun.
Perjalanan selanjutnya membawa rombongan ke Makam Kangmas Imam Kusoepangat, seorang petarung hebat yang menancapkan tonggak sejarah pencak silat di Kota Madiun. Kisah Kangmas Imam Kusoepangat terkait erat dengan tradisi Pencak Dor di Kota Madiun. Dulu, setiap tahun diadakan pencak panggung / pencak dor di Kota Madiun. Setiap kali ada pertandingan pencak dor tak satupun pendekar yang mampu mengalahkan Syeh Wulan, seorang pendekar pilih tanding.
Pada suatu hari, ketika ada festival pencak dor di alun-alun Kota Madiun, PSHT yang saat itu diketuai oleh Eyang Sutomo Mangkudjoyo, mengirimkan Kangmas Imam untuk mengikuti festival tersebut. Kangmas Imam menantang Syeh Wulan dengan syarat: jika Kangmas Imam menang, maka semua perguruan pencak silat di Kota Madiun boleh mengembangkan ajarannya di luar Kota Madiun. Sebaliknya, jika Kangmas Imam kalah, maka perguruan pencak silat di Madiun tidak boleh berkembang di luar kota. Pertandingan antara kangmas Imam Kusoepangat dengan syeh wulan dimenangkan oleh Kangmas Imam.Dan akhirnya semua perguruan pencak silat di Kota Madiun dapat mengembangkan ajarannya di mana-mana. Yang akhirnya sampai sekaramg Madiun dikenal sebagai Kota Pendekar.
Meneladani Kepemimpinan Kangmas Tarmadji Budi Harsono
Dari makam Kangmas Imam Kusoepangat, rombongan melanjutkan perjalanan ke Makam Kangmas Tarmadji Budi Harsono. Di bawah kepemimpinan beliau, PSHT berkembang pesat hingga menembus benua Eropa (Belanda, Rusia, Amerika) dan Asia (Jepang, Brunei, Singapura). PSHT telah menjadi salah satu perguruan pencak silat yang mendunia, bahkan pencak silat pernah dimasukkan sebagai salah satu cabang olahraga di Olimpiade.
Menyerap Nilai Ajaran SH Terate di Padepokan Agung
Setelah berziarah ke makam Kangmas Madji, rombongan menunaikan sholat dhuhur berjamaah di masjid dekat makam. Kemudian, rombongan berjalan kaki menuju Padepokan Agung, yang terletak tidak jauh dari makam. Di Padepokan Agung, rombongan disambut oleh Kangmas Hary Mulyono, salah satu pengurus Pusat yang menangani bidang pencak silat praktis. Kangmas Hary menyampaikan banyak materi, salah satunya menekankan bahwa ajaran SH Terate tidak lepas dari agama dan kebudayaan. Beliau mengajak para warga PSHT untuk mendalami ilmu agama dan melestarikan budaya bangsa, terutama pencak silat, khususnya pencak silat SH Terate.
Menutup Perjalanan dengan Suasana Keakraban
Setelah seharian mengunjungi tempat-tempat bersejarah, rombongan melepas lelah di lapangan yang berada di samping Padepokan Agung. Beberapa peserta berbelanja souvenir SH Terate dan oleh-oleh dari Kota Madiun. Pada sore hari, pukul 16.30 WIB, rombongan kembali ke Kota Blitar dengan membawa pulang pengalaman berharga dan semangat baru untuk terus belajar dan mengamalkan nilai-nilai luhur PSHT
Melalui kegiatan ziarah ini, Warga Baru PSHT 2024 Komisariat Perhutani cabang Kota Blitar tidak hanya mengenang jasa para leluhur, tetapi juga menanamkan rasa hormat dan penghargaan terhadap sejarah dan ajaran PSHT.
Perjalanan ini menjadi momen penting bagi mereka untuk memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran PSHT serta untuk terus menjaga nama baik organisasi.
Semoga semangat dan nilai-nilai luhur yang diperoleh selama ziarah ini dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk terus berkontribusi positif dalam memajukan PSHT dan bangsa.





Harap berkomentar yang sopan dan sesuai topik, komentar berisi spam akan dimoderasi. Terima kasih